Monday, July 15, 2019

Apa itu Adversity Quotion; Mengenal Adversity Quotion; Pengertian, dan jenis-jenis Adversity Quotion.

Posted by on Monday, July 15, 2019

Pengantar 

Daniel Goleman (1995) berkata:IQ (Intelligent Quotient) seorang mungkin hanya menentukan 20% keberhasilan hidupnya. Sisanya (80%) ditentukan oleh hal-hal lain. Ia menyatakan bahwa EQ memegang peranan yang lebih penting daripada IQ untuk menentukan keberhasilan. Tetapi masih saja ada orang-orang yang memiliki IQ tinggi dan segala aspek kecerdasan emosional (EQ tinggi) tetapi tetap tidak mencapai potensinya.

Iq adalah Keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Pali, 1993). Eq adalah Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri, mengelola emosi dgn baik, dan berhubungan dgn orang lain (Goldman, 1995)

Ada banyak lagi kemampuan yang berpengaruh terhadap keberhasilan. Salah satu nya yang ditemukan oleh Paul G. Stoltz (1997) yang melihat adanya sebuah faktor lain yang mempunyai sumbangan besar bagi keberhasilan seorang dalam hidup dan karirnya. Ia kemudian memikirkan sebuah konsep tentang kemampuan seorang untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, yaitu Adversity Quotient (AQ).

Adversity quotions (AQ)

Adversity quotion adalah Kemampuan seseorang untuk menghadapi permsalahan yang tengah dihadapi, dengan mengubah hambatan menjadi peluang, menjadikan masalah sebagai tantangan sebagai batu loncatan untuk belajar menjadi pribadi ‘berkelas’ (red: Orang yang berasil mendapatkan capaian lebih baik dibandingkan capaian sebelumnya). Adversity Quotient ikut dalam 80% faktor-faktor lain yang diperkirakan Goleman menentukan keberhasilan.

Sebagai contoh realitas masalah nya adalah sebgai berikut : 
Jika anda seorang pelamar pekerjaan di sebuah perusahaan impian anda. Tahun pertama melamar anda mengikuti berbagai test, namun anda belum lolos diterima di perusahaan tersebut. tahun selanjutnya anda tidak patah semangat, anda melamar pekerjaan itu kembali, namun anda mendapati anda tidak lolos lagi di perusahaan tersebut. padahal pekerjaan yang anda lamar itu adalah pekerjaan yang menjadi impian yang selama ini anda dambakan dan perjuangkan sepenuh jiwa. Ketika anda tengah bekerja sebagai seorang marketing perusahaan, dan memasarkan prodak pada kosumen. Namun di akhir tahun anda tidak mencapai target yang di amanahkan oleh atasan anda. Kemudian atasan anda memberikan evaluasi yang dan menurunkan jabatan anda pada staf yang tidak anda kehendaki. Padahal menjadi seorang marketer adalah pekerjaan yang anda dambakan secara minat dan prestis. bagaimana anda menyikapi hal tersebut jika itu terjadi pada anda

Formulasi pemecahan masalah nya adalah sebagai berikut. 
Hidup saya bukan yang terjadi pada saya, melainkan apa tanggapan saya terhadap yang terjadi pada saya. Dalam tiga contoh di atas ada rumus bakunya, yakni: Kejadian + Tanggapan = Hasil (K+T=H). Dan hasil dari proses percengkeramaan “kejadian” dengan “tanggapan” itu lebih banyak ditentukan oleh “tanggapan” Anda atau “kejadian”; bukan didikte oleh “kejadian” itu sendiri. Anda bisa membuat atau mengolah setiap kejadian agar menjadi “kutuk” atau menjadi “berkah”; Anda bisa membuat peristiwa apapun menjadi pemicu untuk maju, atau penghancur semangat juang; Anda bisa membuat perlakuan-perlakuan orang yang tidak adil menjadi pemicu untuk bersikap adil, memperjuangkan keadilan, mengabdikan diri sebagai penegak hukum yang sungguh-sungguh, atau perlakuan yang tidak adil itu justru Anda ijinkan untuk menghancurkan motivasi untuk hidup dan berkarya.

Tambah tinggi AQ seorang, tambah baik kemampuannya untuk menghadapi kesulitan yang dijumpainya. Sebaliknya tambah rendah AQnya, tambah buruk kemampuan orang tersebut mengatasi kesulitan.

Berdasarkan AQ tersebut, Paul membagi orang menjadi 3 bagian: (1) Quitters; (2) Campers; (3)Climbers.

Quitters 
Yakni golongan orang yang memiliki AQ golongan paling rendah. Adapun ciri ciri orang golongan ini adalah mereka yang cenderung meninggalkan impian-impian/ target target hidupnya, orang yang pada akhirnya sering berandai andai “seandainya dulu..” “kalau saja dulu...”. mereka juga lebih suka dan mengutamakan menyalahkan orang lain di sekelilingnya dibandingkan mengintrospksi peranan dirinya dalam tiap kegagalan yang dihadapi, sinis sering murung dan mati rasa atau acuh dengan kegagalan. Kata kata “bodo amat” mungkin akan sering menjadi kata-kata penghibur mereka ketika mendapatkan kegagalan.

Golongan ini mudah mencari pelarian untuk menenangkan hati dengan mencari pelarian untuk melupakan masalahnya dibandingkan dengan memilikirkan jalan keluar dari masalahnya. Seperti minum-minuman beralkohol, merokok, mengkonsumsi narkoba atau menonton TV/Film secara berlebihan. Dalam membina hubungan, mereka cenderung tidak kesulitan menemukan teman, namun persahabatan sejati jarang terbentuk.

Gplongan ini cenderung menolak perubahan, mensabotase, menghindari peluang keberhasilan secara aktif. Sering menggunaka kata-kata uag membatasi diri seperti : saya tidak bisa, tidak mau, males ah, mustahil, udah gak bisa lagi, nanti saja, dsb


Campers
Yakni golongan yang memiliki AQ di tingkatan menengah. Adapun ciri orang golongan ini adalah mereka yang cukup senang dengan sesuatu yang telah diusahakannya dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami yang masih mungkin terjadi, mereka melepaskan kesempatan untuk maju yang sebenarnya masih dapat di capai jika energi dan seumber dayanya bisa dia kelola diarahkan pada upaya pencapaian kesuksesan. Mereka tidak mau mencari peluang dan merasa puas dengan apa yang telah diperoleh, dan biasanya hanya mau mengambil cara yang tidak terlalu beresiko, alias cari aman. motivasinya didasarkan pada perasaan takut berubah dan selalu mempertahankan kenyamanan atas apa yang dihasilkan, biasanya mereka menggunakan kata-kata ini: 'ini sudah cukup', 'udah ah hidup mau di buat apa lagi, kita hanya perlu sampai disini', dsb.

Climbers 
Yakni golongan yang memiliki AQ tingkatan tertinggi, adapun ciri golongan ini adalah Mereka yang memiliki kepercayaan diri, memahami tujuan hudupnya, meyakiini setiap langkah kecil selalu berdampak dalam jangka panjang dan membawa kemajuan di masa mendatang, mau belajar seumur hidup, mampu memotifasi diri untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. Mereka cenderung membuat segala sesuatu terwujud, menyukai tantangan perubahan, dapat diandalkan membuat suatu perubahan. Kata2 sakti dari mereka biasanya : selalu ada jalan, ayooo kita kerjakan, sekarang saatnya bertindak, mengeluh boleh tapi akhiri dengan tindakan !



Anda jenis yang mana ? Climber? Campers? Qitterers? 

No comments:

Post a Comment