Thursday, May 16, 2019

NYALAKAN LILIN, DARIPADA MENGUTUK KEGELAPAN !

Posted by on Thursday, May 16, 2019
Biarkan si saya yang awam ini berusaha memahami fakta dan nilai dari sebuah realitas dan mengungkapkan keresahan dalam benaknya,,,

Tidak dalam upaya membenarkan diri, atau pun menyalahkan orang lain. Hanya ingin paham. Untuk menyikapi nya landasan yg saya yakini. Tentu keyakinan lahir dari pemahaman.

Mudah mudahan tidak dikuasai hawa nafsu dan senantiasa diberi kejernihan dalam berfikir dan melihat realitas sebagaimana adanya, dan menilai sebagaimana sejauh pengetahuan dan kapasitas yg dimiliki. Tidak melampaui kapasitas diri dalam menilai.

Saya ingin memulai dengan memahami terdahulu apa yang saya rasakan. Mungkin ada beberapa dari perasaan ini yang sebenarnya tidak layak untuk saya rasakan dan sikapi demikian. Namun ayok pahami dirimu,,

Melihat orang “berspekulasi” tentang sesuatu. Mengasumsikan ini dan itu berpijak pada spekulasi gak jelas. Menghakimi ini itu dengan common sense yang entah apa ini apakah ada yang  salah dengan otak saya yang gak bisa menerima logika itu. Bolehkah saya merasa bahwa hal itu sungguh menjengkelkan ?. Mungkin perasaan jengkel saya akan lebih teredam jika masih ada ruang diskusi dan intonasi nada yang direndahkan.  Tapi tidak dengan ruang diskusi tertutup dengan nada yang superior.  Sesak dada rasanya, dan gigi menggertak.

Sejenak saya menjadi pesimis.  Sejenak lagi saya ingat ungkapan yang pernah digunakan JF Kennedy dan Annies Baswead dalam program politik nya “lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”. Meskipun untuk konteks ini saya masih meragukan manakah realitas kegelapan pada realitas yang saya alami. Kejengkelan saya atau hal yang saya jengkelkan.

Yang jelas begini .......

Suatu wacana tidak akan terbebas dari nilai2 si pewacana, kepentingannya, realitas yang maksud dan lain lainnya. Wacana yang disampaikan dalam bentuk tulisan terikat realitas konteks dan penggunaan diksi. Realitas yang diwakili oleh diksi dalam tulisan tersebut belum tentu sama dengan realitas yang digambarkan oleh kamu kamu yang membaca.

Teringat akun-akun gosip di medsos atau acara entertaimen. Mereka menghibur orang dengan berbagai spekulasi yang belum mereka pastikan kebenarannya. Menghakimi dan memprovokasi dengan data2 yang belum bisa dipastikan kebenarannya.  Ah atau kamu aja dek yang gak tau kebenarannya, bisa jadi mereka tidak berpijak pada spekulasi ? Entahlah....

Bagi para pembaca,, yang gak tau juga da yang baca atau enggak. Tulisan ini masih sepotong yah,,  mohon bijak dalam menilai dan memaknai tulisan ini..

Dan kesimpulannya bagi si saya, ya bijak lah menanggapi realitas yang kamu jengkelkan. jika kamu mengnggap dia seperti akun gosip, tapi terima itu sebagai realitas yg jika kamu anggap itu kegelapan, kamu nyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Jika lilinmu tidak mampu menjangkau luasnya kegelapan, minimal lilin itu menerangi hatimu agar kamu semakin terang melihat realitas apa adanya.....

dan pastikan, sisi dimana posisi si gelap, jangan2 kamu sendiri si sisi gelap itu ....