Masih terasa saat pertama kali berjumpa di gedung itu, di ruangan kelas yang mungkin berukuran 7x7 meter. Masih teringat aroma AC yang mendominasi aroma ruangan. Polos kali muka kalian. Pertanyaan lugu menggelitik, tatapan fokus, aku jadi atensi. senang sekali berada di tengah-tengah kalian, mendiskusikan sesuatu dan berbagai hal yang harus didiskusikan.
Kita di pertemukan oleh cita-cita yang sama. Ya itu yang membuat saya begitu mencintai kalian. Kedepan, kita akan bersama sama melakukan berbagai hal atas dasar cita2 yang sama.
Melihat kalian duduk di atas bangku biru itu, beruntung sekali saya bisa melihat kalian dari depan kalian, ya, saya merasa sangat beruntung, bahagia, terharu, sekaligus takut.
Saya bahagia bisa menjadi bagian dari perjalanan karir kalian. berharap bisa memberi sedikit bekal untuk kalian berkarya, berharap kebaikan dari karya yang kalian torehkan nantinya bisa mengalir pada saya
Saya terharu, menyaksikan antusiasme kalian yang seolah gak ada habisnya. kesungguhan kalian untuk menjadi bisa. saya yakin, tidak mudah untuk kalian bisa duduk di kursi biru itu, ada kesenangna yang kalian tanggalkan. ada ketidakpastian yang kalian abaikan, ada ketakutan yang tidak mudah di taklukan. ada lelah yang kalian rasakan. yapp,, kalian lewati itu untuk duduk di bangku biru, mendengarkan saya bicara dan bertanya. saya terharu, lebih tepatnya takut, ini bayaran yang melebihi kata mahal. begitu berharga.
saya takut, tidak bisa membayar kembali kesungguhan yang sudah kalian bayar. perasaan ini yang selalu menghantui, membuat saya tidak bisa tidur, meski ngantuk. sekaligus membuat saya gak sadar ketika tiba2 terbangun di pagi hari tanpa menyadari kapan saya tidur dan bagaimana saya melewati malam saya.
kalian menjengkelkan, kenapa kalian memberikan harga yg begitu mahal, sampai saya tidak mampu memberikan sesuatu yg imbang dengan harga yg di bayarkan. habis semua tenaga dan pikranku untuk melunasi harga yg kalian bayar. sampai akhirnya saya sadari, 'saya' tidak ada buat 'saya'. kalian merampasnya. lebih menjengkelkan lagi kalian membuat saya sulit berkata tidak. setiap kali kalian meminta.
Sampai saya akhirnya menyadari kembali. kalian adalah Ladang yang begitu Subur. Seperti beberapa penggalan lirik Koes Plus "tongkat ditanam pun bisa jadi pohon". Ya, kalian ladang investasi utk kehidupan ke dua saya. antusiasme, semangat dan kobaran harapan kalian yang membuat ladang itu semakin subur. sifat menjengkelkan kalian yg justru itu adalah hal yang menjadikan kalian menjadi ladang yang subur bagiku, untuk menanam sedikit kebaikan untuk kalian tumbuhkan menjadi selimpah kebaikan di masa depan. Yah, ini investasi yang sanyat menguntungkan. dan layak menjadi alasan dan kenapa saya tidak ada buat saya, sebagai pertanggungjawaban yang akan saya sampaikan pada si saya ketika dia menuntut versi kebahagiaannya. yang ternyata alasan itu jauh lebih membahagiakan, dibanding versi kebahagiaan si saya. think it deeply, but it's so simple to find happiness in it. and it is always recharge my energy, always.
disisi lain, saya yang lain bilang : kamu pantas takut, karena ketakutanmu memang benar2 terjadi. kamu gak akan pernah bisa membalas kembali kesungguhan yang mereka bayar. tapi itu bukan ketakutan yang harus kamu hindari, tapi itu ketakutan yang menjadi energimu untuk mencari tau titik maksimal seberapa besar kamu bisa membalas bayarannya,, sebagai ukuran seberapa besar investasi yang ditanam untuk di panen di di kehidupan ke2mu.. rasa takut itu energi nya. energi untuk mendobrak batas2 diri. energi untuk terus berjiwa muda yang naif, berambisi tanpa batas, di tengah pengalaman yg menamparmu bahwa ambisi harus ada batasnya.
tapi siapa yang tau, dimana batas itu, sebelum kamu mencari tau dan membuktikannya ?
kalian punya energi, dan energi itu menular. membuat saya candu akan itu,,
terimakasih,
Sampai saya akhirnya menyadari kembali. kalian adalah Ladang yang begitu Subur. Seperti beberapa penggalan lirik Koes Plus "tongkat ditanam pun bisa jadi pohon". Ya, kalian ladang investasi utk kehidupan ke dua saya. antusiasme, semangat dan kobaran harapan kalian yang membuat ladang itu semakin subur. sifat menjengkelkan kalian yg justru itu adalah hal yang menjadikan kalian menjadi ladang yang subur bagiku, untuk menanam sedikit kebaikan untuk kalian tumbuhkan menjadi selimpah kebaikan di masa depan. Yah, ini investasi yang sanyat menguntungkan. dan layak menjadi alasan dan kenapa saya tidak ada buat saya, sebagai pertanggungjawaban yang akan saya sampaikan pada si saya ketika dia menuntut versi kebahagiaannya. yang ternyata alasan itu jauh lebih membahagiakan, dibanding versi kebahagiaan si saya. think it deeply, but it's so simple to find happiness in it. and it is always recharge my energy, always.
disisi lain, saya yang lain bilang : kamu pantas takut, karena ketakutanmu memang benar2 terjadi. kamu gak akan pernah bisa membalas kembali kesungguhan yang mereka bayar. tapi itu bukan ketakutan yang harus kamu hindari, tapi itu ketakutan yang menjadi energimu untuk mencari tau titik maksimal seberapa besar kamu bisa membalas bayarannya,, sebagai ukuran seberapa besar investasi yang ditanam untuk di panen di di kehidupan ke2mu.. rasa takut itu energi nya. energi untuk mendobrak batas2 diri. energi untuk terus berjiwa muda yang naif, berambisi tanpa batas, di tengah pengalaman yg menamparmu bahwa ambisi harus ada batasnya.
tapi siapa yang tau, dimana batas itu, sebelum kamu mencari tau dan membuktikannya ?
kalian punya energi, dan energi itu menular. membuat saya candu akan itu,,
terimakasih,