Dalam pandangan kognitifistik, tingkah laku individu akan ditentukan
oleh persepsi serta pemehamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan-tujuannya.
Teori ini mendefinisikan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku.
Belajar juga merupakan proses internal yang mencangkup ingatan,
retensi, pengeolahan informasi, emosi dan faktor2 lain. Stimulus eksternal yang
diterima, tidak langsung direspon, namun dikelola terdahulu melalui perangkat
kognitif, kemudian disesuaikan dengan pengetahuan/pengalaman2 terdahulu sebelum
akhirnya direspon berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Hubungan stimulus respon menurut teori kognitifistik :
Proses belajar melibatkan perangkat pengolah stimulus bernama kognitif,
dan kognitif juga sebagai perangkat potensi manusia yang bisa dikembangkan. Perkembangan
kognitif berpengaruh pada variasi respon individu terhadap stimulus yg
diberikan. (à definisi kognitif)
Berikut akan saya paparkan berbgai teori yang
berusaha mengungkap bagaimana proses internal individu dalam mencapai tujuan
belajar, yakni perubahan.
Teori Piaget
(kemampuan kognitif à propses genetik biologis yang kualitas kemampuannya mengikuti jenjang
usia pertumbuhan individu)
Beranggapan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang berkembang seiring dengan pertumbuhan usia,
pertumbuhan sistem syaraf yang secara biologis dialami individu, semakin
bertambah usia, semakin kompleks susunan syaraf individu dan semakin meningkat
pula kemampuan kognitifnya.
Seiring bertambah umur individu, semakin banyak juga interaksi nya
dengan lingkungan, dan semakin banyak pula informasi dan stimulus yang dia
dapatkan dari lingkungannya,
Ketika dia mendapatkan informasi
baru, dia akan berusaha mencocokan informasi baru nya dengan pengalaman2
sebelumnya (struktur kognitif) sebelum akhirnya dia mengambil respon tindakan
perilaku. Atau sebaliknya, berusaha menyesuaikan struktur kognitifnya untuk
menerima informasi baru yg didapatkannya.
Proses belajar individu akan mengikuti pola dan tahap2 perkembangan
tertentu sesuai dengan umurnya, dan penjenjangan ini bersifat hirarkis.
Individu tidak bisa belajar sesuatu yang berada di luar penjenjangan umurnya
Jenjang perkembangan kognitif menurut piaget
1. Sensomotorik uang bersifat eksternal (0-2 thn)
2. Preoperasional (2-6)
3. Operasional konkret (6-11/12 thn)
4. Jenjang formal yg bersifat internal (12-18
thn)
5. Kognitif formal, mampu melakukan
penallaran(18 keatas)
kelemahan à Teori jenjang pertumbuhan kognitif berdasarkan usia dipatahkan melalui
penelitian yang menemukan bahwa keterampilan kognitif tingkat tinggi dapat
dicapai oleh anak anak uang belum mencapai umur dengan jenjang yg ditemukan
Piaget, keterampilan kognitif tidak dibatasi oleh jenjang umur. Namun demikian
teori piaget memberikan pemahaman bahwa keterampilan kognitif diperoleh dan
berkembang melalui urutan2 tertentu yang bersifat hierarki/ struktur kognitif,
bukan pada urutan usia, namun urutan struktur kognitif tertentu
(akomodasi/asimilasi informasi).
Teori kognitif Burner
Burner beranggapan faktor budaya yang menjadi lingkungan individu memiliki
pengaruh besar dalam proses perkembangan kognitif, proses belajar dan tingkah
laku seseorang.
Belajar adalah proses menangkap melihat realitas, memaknai realitas dan
menyimbolkan realitas dalam bentuk bahasa yg merepresantisikan pendapat dan
atau gagasan hasil pengamatannya atas realitas. (mengkomunikasikan hasil
pemaknaan atas realitas yg diamati).
Proses penangkapan dan pemaknaan realitas bergantung juga pada
kemampuan internal untuk menyimpan informasi dan pengeolahan data dari realitas
yg dia amati.
Senada dengan pendapat Piaget, bahwa perkembangan kognitif (red:
belajar) harus dilakukan secara sistematis, namun Burner lebih menekankan pada
proses belajar secara 2 arah dimana individu yg belajar perlu banyak
berkomunikasi (menggunakan bahasa) dengan subyek selainnya.
Teori bermakna Ausubel
Ausubel berpandangan bahwa belajar adalah proses menhubungkan
pengetahuan yang telah dipunyai dengan pengetahuan yang baru didapatkannya.
Pengetahuan lama maupun pengetahuan baru ini didapatkan dari proses belajar.
Untuk itu diperlukan persyaratan dalam proses belajar, yakni : - Pengetahuan yang hendak dimaknai harus diplah2 dan disesuaikan dengan pengetahuan sebelumnya. Jika tidak, maka perangkat kognitif akan menolak atau tidak mampu memaknai informasi tersebut, berdampak pada kegagalan pembelajaran dan tidak terjadinya perubahan
- Kehendak dan keinginan individu untuk secara sadar mengoptimalkan perangkat kognitif nya untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya untuk dihubungkan dan dimaknai dengan pengetahuan yg dimiliki sebelumnya.

No comments:
Post a Comment