Saturday, April 30, 2016

Teori Belajar Kognitif

Posted by on Saturday, April 30, 2016
Dalam pandangan kognitifistik, tingkah laku individu akan ditentukan oleh persepsi serta pemehamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya.
Teori ini mendefinisikan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku.

Belajar juga merupakan proses internal yang mencangkup ingatan, retensi, pengeolahan informasi, emosi dan faktor2 lain. Stimulus eksternal yang diterima, tidak langsung direspon, namun dikelola terdahulu melalui perangkat kognitif, kemudian disesuaikan dengan pengetahuan/pengalaman2 terdahulu sebelum akhirnya direspon berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Hubungan stimulus respon menurut teori kognitifistik :


Proses belajar melibatkan perangkat pengolah stimulus bernama kognitif, dan kognitif juga sebagai perangkat potensi manusia yang bisa dikembangkan. Perkembangan kognitif berpengaruh pada variasi respon individu terhadap stimulus yg diberikan. (à definisi kognitif)
 Berikut akan saya paparkan berbgai teori yang berusaha mengungkap bagaimana proses internal individu dalam mencapai tujuan belajar, yakni perubahan.

Teori Piaget

(kemampuan kognitif à propses genetik biologis yang kualitas kemampuannya mengikuti jenjang usia pertumbuhan individu)

Beranggapan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang berkembang seiring dengan pertumbuhan usia, pertumbuhan sistem syaraf yang secara biologis dialami individu, semakin bertambah usia, semakin kompleks susunan syaraf individu dan semakin meningkat pula kemampuan kognitifnya.

Seiring bertambah umur individu, semakin banyak juga interaksi nya dengan lingkungan, dan semakin banyak pula informasi dan stimulus yang dia dapatkan dari lingkungannya,
Ketika dia  mendapatkan informasi baru, dia akan berusaha mencocokan informasi baru nya dengan pengalaman2 sebelumnya (struktur kognitif) sebelum akhirnya dia mengambil respon tindakan perilaku. Atau sebaliknya, berusaha menyesuaikan struktur kognitifnya untuk menerima informasi baru yg didapatkannya. 

Proses belajar individu akan mengikuti pola dan tahap2 perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya, dan penjenjangan ini bersifat hirarkis. Individu tidak bisa belajar sesuatu yang berada di luar penjenjangan umurnya

Jenjang perkembangan kognitif menurut piaget
1.    Sensomotorik uang bersifat eksternal  (0-2 thn)
2.    Preoperasional (2-6)
3.    Operasional konkret (6-11/12 thn)
4.    Jenjang formal yg bersifat internal (12-18 thn)
5.    Kognitif formal, mampu melakukan penallaran(18 keatas)

kelemahan à Teori jenjang pertumbuhan kognitif berdasarkan usia dipatahkan melalui penelitian yang menemukan bahwa keterampilan kognitif tingkat tinggi dapat dicapai oleh anak anak uang belum mencapai umur dengan jenjang yg ditemukan Piaget, keterampilan kognitif tidak dibatasi oleh jenjang umur. Namun demikian teori piaget memberikan pemahaman bahwa keterampilan kognitif diperoleh dan berkembang melalui urutan2 tertentu yang bersifat hierarki/ struktur kognitif, bukan pada urutan usia, namun urutan struktur kognitif tertentu (akomodasi/asimilasi informasi).

Teori kognitif Burner

Burner beranggapan faktor budaya yang menjadi lingkungan individu memiliki pengaruh besar dalam proses perkembangan kognitif, proses belajar dan tingkah laku seseorang.
Belajar adalah proses menangkap melihat realitas, memaknai realitas dan menyimbolkan realitas dalam bentuk bahasa yg merepresantisikan pendapat dan atau gagasan hasil pengamatannya atas realitas. (mengkomunikasikan hasil pemaknaan atas realitas yg diamati).

Proses penangkapan dan pemaknaan realitas bergantung juga pada kemampuan internal untuk menyimpan informasi dan pengeolahan data dari realitas yg dia amati.
Senada dengan pendapat Piaget, bahwa perkembangan kognitif (red: belajar) harus dilakukan secara sistematis, namun Burner lebih menekankan pada proses belajar secara 2 arah dimana individu yg belajar perlu banyak berkomunikasi (menggunakan bahasa) dengan subyek selainnya.

Teori  bermakna Ausubel

Ausubel berpandangan bahwa belajar adalah proses menhubungkan pengetahuan yang telah dipunyai dengan pengetahuan yang baru didapatkannya. Pengetahuan lama maupun pengetahuan baru ini didapatkan dari proses belajar.
Untuk itu diperlukan persyaratan dalam proses  belajar, yakni :
  1. Pengetahuan yang hendak dimaknai harus diplah2 dan disesuaikan dengan pengetahuan sebelumnya. Jika tidak, maka perangkat kognitif akan menolak atau tidak mampu memaknai informasi tersebut, berdampak pada kegagalan pembelajaran dan tidak terjadinya perubahan
  2. Kehendak dan keinginan individu untuk secara sadar mengoptimalkan perangkat kognitif nya untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya untuk dihubungkan dan dimaknai dengan pengetahuan yg dimiliki sebelumnya.

No comments:

Post a Comment