Sebenarnya pendekatan
sejarah dan bahasa menurut penulis sudah cukup memberikan pemahaman dan
gambaran konkreet terkait pengertian manajemen, namun masih belum memberikan
gambaran terkait ruang lingkup dan
batasan realitas manajemen ini dengan realitas yang berbatasan dengan manajemen
itu sendiri, kegiatan separti apa yang disebut sebagai manajemen dan yang bukan
manajemen. Dengan kata lain 2 pendekatan bahasa dan sejarah hanya memberikan
gambaran terkait manajemen secara mikro, namun realitas makro yang melingkupi
manajemen itu sendiri masih belum bisa digambarkan oleh kedua pendekatan
tersebut.
Realitas makro dari
manajemen itu sendiri akan memberikan gambaran terkait obyek formal dan
material dari ilmu manajemen serta batasan realitas manajemen dengan realitas
selainnya. Maka dari hal tersebut dibutuhkan pendekatan filsafat yang akan akan
memberikan gambaran terkait bagaimana sunatulloh adanya manajemen beserta ruang
lingkup yang melingkupinya. Selain itu, dengan memahami/ mendalami manajemen
melalui pendekatan filsafat, secara tidak langsung akan memberikan kita
pemahaman terkait dengan nilai penting dari ilmu manajemen itu sendiri terhadap
realitas2 yang bersinggungan dengan nya. Terutama sasaran permasalahan yang
hendak dipecahkan oleh ilmu ini dan kedudukannya terhadap semesta (ruang
lingkup) manajemen itu sendiri.
Pendekatan filsafat
digunakan Karena berdasarkan fungsi pendekatan filsafat itu sendiri bahwa
filsafat mampu menungkap realitas hakikat sebenarnya terhadap suatu realitas
tertentu.
Sifat dasar manusia
Keinginan, keterbatasan
dan kemampuan manusia adalah unsur2 dari sifat dasar manusia yang menjadi
pembentuk munculnya berbagai
permasalahan manajemen. Unsur unsur ini juga merupakan alasan mendasar yang
membuat manusia tertuntut untuk hidup beroroganisasi saling berkegantunan dan
saling membutuhkan antar manusia satu dengan selainnya, sebagai makhluk
sosial
Tidak ada manusia yang
tidak memiliki keinginan, terlepas keinginan tersebut dibutuhkan atau tidak.
Dengan freewill nya manusia senantiasa akan mengejar dan berusaha mewujudkan
keinginan tersebut. Allah juga membekali manusia dengan kemampuannya (atau
potensi kemampuan melalui proses belajar) , yang mana kemampuan tersebut
menjadi alat manusia untuk memenuhi tiap tiap keinginannya. Namun menjadi sifat
dasar juga dimana manusia tidak akan mampu memenuhi keinginannya oleh dirinya
sendiri secara individu, manusia memiliki keterbataasan dalam memenuhi semua
keinginan/kebutuhanya. Dari sini lah permasalahan manusia dimulai.
Implikasi dari sifat dasar manusia
Tiap keinginan dan
kebutuhan manusia akan senantiasa mambuat manusia memiliki berbagai tujuan yang
hendak dicapai dan diwujudkan. Hal ini akan dialami oleh setiap manusia. Tidak
ada manusia yang tidak memiliki tujuan.
Namun siifat dasar manusia yang memiliki keterbatasan dalam mencapai
tujuan menyebabkan manusia tertuntut untuk bekerjasama dengan manusia selainnya
yang memiliki tujuan yang sama.
Manusia2 yg memiliki
tujuan yang sama senantiasa akan berkumpul dan membentuk kesepakatan untuk bersama-sama
dalam mewujudkan tujuan bersama. Mereka akan membentuk ikatan kerjsasama
sebagai suatu perkumpulan atau kelompok yang akan beriringan bekerjasama sama dalam mencapai tujuan samanya. Ikatan
tersebut akan semacam wadah yang akan mereka gunakan bersama sama utk mencapai
tujuannya.
Manusia manusia yaang ada
dalam wadah tersebut memiliki kemampuan masing masing yang bervariasi, bisa
kemampuan dalam hal fikiran atau tenaga atau modal lainnya yang dimiliki.
Karena tiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dan memiliki keterbatasan
pula dalam menguasai berbagai keahlian, maka tiap manusia menggunakan
keahliannya tersebut sebagai salah satu bagian atau salah satu tahapan dalam
mencapai tujuan yang sama, sedangkan bagian/lainnya diselesaikan oleh manusia
lainnya yang memiliki kemampuan selaiinya.
Seperti hal nya si buta
dan si lumpuh yang hendak ingin keluar dari hutan. Ketika mereka mengikatkan
diri untuk bekerjasama maka mereka akan menggunakan kemampuannya untuk saling
melengkapi berupaya berjalan menuju jalan keluar hutan. Si buta menjadi
penggendong si lumpuh dan si lumpuh menjadi penunjuk arah si buta, sehingga
dengan keterbasannya masing masing mereka bisa keluar hutan dengan menyatukan
kemampuan masing masing dalam bentuk kerjasama.
Akhirnya tiap manusia
yang terikat dalam wadah ini memiliki fungsi masing masing yang saling terikat,
terarah (terkoordinasi) dan bergerak pada arah pencapaian tujuan yang sama.
Serangkaian kegiatan pencapaian tujuan didistribusikan / dibagikan pada tiap
orang2 sehingga memecahkan permasasalahan keterbatasan manusia dalam pencapaian
tujuan yg lahir dari berbagai keinginannya.
Untuk mencapai tujuan
yang sama, pembagian kerja ini harus terkoordinasi, bergerak pada arah yang
sama agar mampu berjalan beriringan dan mencapai tujuan yang sama. Masing
masing individu didalam wadah ini harus menyadari fungsi diri, tugas dan
kemampuannya sebagai bagian dalam pencapaian tujuan bersama. Karena tanpa mereka sadari fungsi dan tugas
mereka, maka upaya kerjasama dengan
pembagian tugas tidak akan berjalan beriringan dan searah, arah gerak pekerjaan
yang dijalankan tidak akan mengarah pada arah tujuan yang sama, sehingga
pencapaian tujuan tdak akan tercapai dengan lancar. Yang terjadi malah
kekacauan, ketidakjelasan arah kerjasama.kesadaran atas fungsi dan tugas orang2
yg bekersama didalamnya kemudian membentuk suatu struktur kerja tertentu dalam
organisasi, sebagai pedoman pembagian tugas/kerja dan kedudukan fungsi tiap
orang didalam organisasi.
Yang paling penting dari
keharusan arah gerak yang terkoordinasi, sinergisasi pembagian kerja dan sumber
daya adalah adanya orang yang menjadi pusat untuk memberikan arahan,
mensinergiskan sumber daya sebagai bentuk pengelolaan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Dia harus berasal dari kelompok yang bekerjasama dan memiliki
kemampuan dalam melakukan pengarahan gerak kerjsama, kamampuan mensinergiskan
sumber daya dan mengelolanya dalam upaya pencapaian tujuan besama secara
efektif dan efisien.
Pembahasan
Sifat dasar manusia sebagai unsur pembentuk organisasi
Berdasarkan berbagai
uraian diatas bisa diketahui bahwa Keinginan dan keterbatasan manusia adalah
sifat dasar manusia yang menjadi masalah awal yang mendorong manusia
membentuk organisasi. Yakni wadah yang dibentuk manusia sebagai wadah kerjasama
untuk mewujudkan keinginan bersama melalui kerjasama, sehingga masalah
keterbatasan manusia utk mewujudkan keinginannya bisa terselesaikan melalui
organisasi.
Organisasi merupakan
implikasi dari kegiatan kerjasama antar manusia, kerjasama sebagai kegiatan utk
mengintegrasikan kemampuan subyek yg bekerjasama melalui pembagian tugas.
Pembagian tugas, cara mengintegrasikan kemampuan subyek yg mencapai tujuan nya atau tidak. Pembagian
tugas, dan cara mengintegrasikan kemampuan subyek yg terlibat dalam kerjasama
merupakan realitas pengelolaan sumber daya di dalam organisasi dimana kemampuan
manusia menjadi sumber daya organisasi utk mencaapai tujuannya.
Manajemen sebagai tuntutan mutlak atas keberadaan organisasi
Pengelolaan kemampuan
manusia sebagai sumber daya organisasi sangat menentukan pencapaian tujuan.
Pengelolaan kemampuan (sumber daya) ini menjadi sumber masalah selanjutnya yang
mendorong
manusia untuk belajar dan mencari
sunatuloh pengelolaan sumber daya yang paling baik dan benar agar tujuan
organisasi tercapai. Realitas masalah inilah yang mendorong manusia utk belajar
mempelajari hukum2 pengelolaan sumber daya dalam pencapaian tujuan yang
kemudian dipelajari dan dikembangkan sampai saat ini, dan pada akhirnya
terbentuk Ilmu pengetahuan untuk memecahkan permsalahan pengelolaan sumber daya
dalam pencapaian tujuan yang dikenal dengan Ilmu Manajemen.
Pada fitrohnya, manusia
adalah makhluq yg mengejar kebahagiaan, sehingga manusia senantiasa akan
menghindari berbagai rasa sakit dan penderitaan. Begitupun dengan upaya
mencapai tujuan atau berbagai keinginannya. Fitroh ini pun melekat pada upaya
manusia dalam melakukan pengelolaan sumberdaya sebagai upaya pencapaian tujuan.
Fitroh kebahagiaan menyebabkan pengelolaan sumber daya senantiasa berpijak pada
prinsip kemudahan/resiko kecil namun bisa mendapatkan hasil yang optimal,
karena dengan demikian manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan memperkecil
penderitaan yg akan mereka dapatkan. Pada perkebangannya prinsip ini dalam ilmu
manajemen disebut dengan prinsip efektifitas dan efisiensi. Jika dalam
pengelolaan sumber daya tujuan tidak tercapai dengan efektif dan efisien, maka
akan terjadi lagi suatu permasalahan lagi bagi manusia karena ada prinsip dasar
yang tidak dijalankan dan bertentangan dengan fitroh manusia. Dengan demikian
maka pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan ini senantiasa harus
berpijak pada prinsip efektifitas dan efisiensi, dan secara alamiahnya
pengelolaan sumberdaya akan selalu diarahkan pada proses pencapaian tujuan yg
efektif dan efisien.
Manajer sebagai pelaku manajemen
Dalam melakukan proses
pengelolaan sumber daya didalam organisasi atau kumpulan orang yg bekerjasama,
perlu ada orang yang selangkah didepan mereka dan melakukan pengaturan dan
pengelolaan sumber daya yg dimiliki, memberikan arahan kerjasama, pembagian
tugas berdasarkan kemmpuan orang didalamnya/ pengembangan kemampuan dan
pengelolaan sumber daya selainnya dalam pencapaian tujuan bersama. Orang yg
selangkah didepan dan melakukan pengelolaan sumber daya ini selanjutnya (dan di
masa kini) disebut/diistilahkan sebagai manajer.
Kedudukan nya di dalam
suatu organisasi selalu membawahi struktur organisasi tertentu, struktur ini
sebagai suatu ikatan kersama yg memiiliki sasaran atau tujuan organisasi. dan
seorang manajer yang memiliki kemampuan pengelolaan sumber daya diberikan tugas
(sebagai implikasi pembagian tugas nya) untuk mengelola dan membawa kumpulan yg
bekersama tersebut bersama2 mencapai tujuan/sasarannya. Secara sadar manajer
memahami fungsinya/kedudukan nya dalam kegiatan kerjasama struktur tersebut.
Ruang lingkup dan dimensi manajemen
Berdasarkan pendekatan
filsafat sebagaimana dipaparkan diatas, bisa diketahui bahwa manajemen
merupakan implikasi dari adanya organisasi (kerjasama). organisasi merupakan
wadah bagi 2 atau lebih dari orang2 yang secara sadar bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuk sistem pembagian kerja yang
terkoordinasi atau struktur kerja terhadap orang orang yang ada di dalamnya.
Serta kedudukan fungsi satu orang terhadap orang selainnya.
Sehingga semesta atau
ruang lingkup dari ilmu manajemen ada didalam lingkup organisasi. Peranan
manajemen di dalam organisasi sebagai usaha usaha pengelolaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan
yang efektif dan efisien. Sumber daya yang dimaksud yakni kemampuan manusia itu
sendiri, baik kemampuan kediriannya ataupun apa apa yang dia miliki (kuasai),
seperti pemikiran, tenaga, dan kepemilikan atas suatu modal tertentu (mesin,
uang, teknologi, dsb),
Berdasarkan elemen yang
menjadi unsur dan proses pembentukan organisasi, maka, Karakteristik
organsisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai berikut
- Terdapat 2 orang atau lebih yang bekerjasama secara sadar
- Ada tujuan yang sama
- Ada struktur (sistem koordinasi, pembagian tugas dan fungsi SDM) yg dibentuk untuk mencapai tujuan.
Sedangkan mamajemen
sendiri merupakan realitas abstrak yg memiliki beberapa dimensi, yakni ukuran
kita mengidentifikasi suatu realitas dengan ukuran yg berbeda namun merujuk
pada substansi realitas yg sama sama dimaksud.
- Sebagai proses, yakni manajemen sebagai suatu rangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya yang teratur, sistematis dan saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi secara efektif dan efisien
- Sebagai keahlian, yakni kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan/sasaran organiasi secara efektif dan efisien melalui orang lain dan sumber daya lainnya
- Sebagai ilmu/seni, yakni pengetahuan tentang hukum2 pengelolaan sumberdaya untuk mencapai tujuan /sasaran organisasi secara efektif dan efisien
- Sebagai kegiatan bersama / kolektifitas manusia, usaha usaha dalam mencapai tujuan/sasaran organisasi secara efektif dan efisien melalui pengelolaan sumber daya.
Meskipun manajemen bisa
ditinjau dari berbagai dimensi, Namun di semua dimensi manajemen tersebut
terdapat kompmonen yg pasti ada di semua dimensi manajemen, yakni (a) adanya
tujuan atau sasaran, (b) melalui pengelolaan sumber daya, (c) pencapaian tujuan
yang efektif dan efisien.
Organisasi, manajemen dan manajer.
Kegiatan manajemen
merupakan bagian dari organisasi. Pembagian kerja dalam organisasi akan
membentuk struktur organisasi dengan fungsi dan pekerjaan yang berbeda sesuai
dengna kemampuan yang dimiliki subyek didalamnya. Adanya struktur berfungsi agar pekerjaan pencapaian tujuan
yang dikerjakan secara bersama sama bisa terintegrasi dan terarah dengan benar,
tidak tumpang tindih dan saling kres satu sama lain. Sehingga di tiap pekerjaan
membutuhkan koordinator yg memberikan satu komando/arahan/perintah agar struktur
berjalan secara koordinatif. Dengan demikian maka akan menjadi hukum sosialnya
sebuah struktur pasti akan berbentuk
seperti pohon yang semakin banyak anak ranting maka semakin banyak ranting nya,
semakin banyak aranting akan semakin banyak cabang nya, namun akan bermuara
pada satu batang yang sama, yang mana batang tersebut sebagai pusat koordinasi
keseluruhan anak ranting, ranting dan cabang pohon tersebut.
Struktur akan membentuk
levelisai kegiatan berdasarkan kemampuan, semakin tinggi level nya semakin
tinggi juga kebutuhan kemampuan pengelolaan sumber dayanya, karena akan semakin
banyak sumber daya manusia yg harus dia integrasikan pekerjaannya (dikelola),
pun juga dengan sebaliknya. Semakin banyak manusia yang tergabung dalam
organisasi, maka levelisasi struktur semakin berlipat, pun sebaliknya, semakin
sedikit manusia yg tergabung, semakin sedikit juga level strukturnya.
Contoh yang paling umum
level pekerjaan dalam organisasi adalah level pertama, level menengah, level
bawah dan level pelaksana. Tiap level pekerjaan memiliki tujuan sasaran nya
masing masing, sehingga di tiap level pekerjaan akan memerlukan kegiatan
pengelolaan sumber daya untuk mencapai tiap tujuan sasaran di masing masing
level. Untuk mengintegrasikan tiap sasaran di tiap level pekerjaan dalam rangka
pecapaian tujuan orgaisasi, maka di tiap level membutuhkan seorang manajer
dengan level yg berbeda.
Manajer adalah orang yang
melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan dan atau sasaran organisasi secara efektif dan efisien. Di tiap level
pekerjaan terdapat sasaran yg harus dicapai, dan pencapaian sasaran ini akan
berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. sehingga seorang manajer di tiap
level pekerjaan berkewajiban untuk memastikan pencapaian sasarannya melalui
pengelolaan sumberdaya yang dimilikinya, karena tugasnya tersebut menjadi
penentu bagi pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan jenis level
pekerjaannya dalam struktur organisasi, maka kegiatan manajemen memiliki levelisasi
tertentu, sehingga seorang manajer pun memiliki levelisasi tertentu, tiap level
memiliki tugas, kedudukan dan fungsi yang berbeda2, dimana tugas, kedudukan dan
fungsi ini semata2 diarahkan untuk bagaimana mengintegrasikan sumber daya dan
pencapaian sasaran di tiap level pekerjaan agar bisa mencapai tujuan dengan
efektif dan efisieen. Pada contoh yang paling umum berdasarkan contoh diatas
maka levelisasi seorang manajer adalah sebagai berikut:
|
Levelisais manajer
|
Tugas
|
Kedudukan dan fungsi
|
|
Top manajer
|
Melakukan pengelolaan dan
Menentukan arah pengelolaan sumberdaya organisasi secara makro
|
Menentukan arah pengelolaan
sumber daya
|
|
Middle manajer
|
Melakukan pengelolaan sumber
daya sesuai arahan dari top manajer dan mengkoordinasikannya pada bottom
manajer
|
Bertanggung jawab pada top
manajer
Mengkoordinasikan pd bottom
manajer
|
|
Bottom manajer
|
Melakukan pengelolaan sumberdaya
sesuai arahan middle manajer untuk dilaksanakan oleh pekerja non manajer
(employee)
|
Bertanggung jawab pada mid
manajer
Mengkoordinasikan pd pekerja non
manajer
|
|
Employee
|
Menjalankan perintah dan
melakukan pekerjaan sesuai arahan manajer
|
Bertanggung jawab pada bottom
manajer
Pelaksana lapangan (operasional)
|
Pendekaatan filsafat memberikan kita gambaran terkait pemahaman tentang:
- Manajemen sebagai implikasi dari adanya organsaisi
- Pengertian manajemen bisa dipahami melalui berbagai dimensi/persfektif. Sebagai proses, ilmu atau seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan kolektifitas manusia
- Kedudukan organisasi, manajemen dan manajer
- Nilai penting manajemen : sebagai mesin organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan penggunaan sumberdaya serendah mungkin dengan hasil seoptimal mungkin, sesuai dengan fitroh manusia sebagai makhluq pengejar kebahagiaan
- Realitas levelisasi manajemen di dalam organisasi : kegiatan manajemen dilakukan oleh manajer yang memiliki levelisasi kedudukan dan fungsi dalam struktur organisasi. sehingga kegiatan manajemen dalam organisasi memiliki lingkup yang berbeda2 dan terlevelisasi dengan sistematis.
No comments:
Post a Comment