Thursday, April 28, 2016

Pengertian Manajemen Berdasarkan Hukum Alamaiah Manusia

Posted by on Thursday, April 28, 2016
Sebenarnya pendekatan sejarah dan bahasa menurut penulis sudah cukup memberikan pemahaman dan gambaran konkreet terkait pengertian manajemen, namun masih belum memberikan gambaran terkait ruang lingkup  dan batasan realitas manajemen ini dengan realitas yang berbatasan dengan manajemen itu sendiri, kegiatan separti apa yang disebut sebagai manajemen dan yang bukan manajemen. Dengan kata lain 2 pendekatan bahasa dan sejarah hanya memberikan gambaran terkait manajemen secara mikro, namun realitas makro yang melingkupi manajemen itu sendiri masih belum bisa digambarkan oleh kedua pendekatan tersebut.
 
Realitas makro dari manajemen itu sendiri akan memberikan gambaran terkait obyek formal dan material dari ilmu manajemen serta batasan realitas manajemen dengan realitas selainnya. Maka dari hal tersebut dibutuhkan pendekatan filsafat yang akan akan memberikan gambaran terkait bagaimana sunatulloh adanya manajemen beserta ruang lingkup yang melingkupinya. Selain itu, dengan memahami/ mendalami manajemen melalui pendekatan filsafat, secara tidak langsung akan memberikan kita pemahaman terkait dengan nilai penting dari ilmu manajemen itu sendiri terhadap realitas2 yang bersinggungan dengan nya. Terutama sasaran permasalahan yang hendak dipecahkan oleh ilmu ini dan kedudukannya terhadap semesta (ruang lingkup) manajemen itu sendiri. 

Pendekatan filsafat digunakan Karena berdasarkan fungsi pendekatan filsafat itu sendiri bahwa filsafat mampu menungkap realitas hakikat sebenarnya terhadap suatu realitas tertentu.

Sifat dasar manusia

Keinginan, keterbatasan dan kemampuan manusia adalah unsur2 dari sifat dasar manusia yang menjadi pembentuk  munculnya berbagai permasalahan manajemen. Unsur unsur ini juga merupakan alasan mendasar yang membuat manusia tertuntut untuk hidup beroroganisasi saling berkegantunan dan saling membutuhkan antar manusia satu dengan selainnya, sebagai makhluk sosial

Tidak ada manusia yang tidak memiliki keinginan, terlepas keinginan tersebut dibutuhkan atau tidak. Dengan freewill nya manusia senantiasa akan mengejar dan berusaha mewujudkan keinginan tersebut. Allah juga membekali manusia dengan kemampuannya (atau potensi kemampuan melalui proses belajar) , yang mana kemampuan tersebut menjadi alat manusia untuk memenuhi tiap tiap keinginannya. Namun menjadi sifat dasar juga dimana manusia tidak akan mampu memenuhi keinginannya oleh dirinya sendiri secara individu, manusia memiliki keterbataasan dalam memenuhi semua keinginan/kebutuhanya. Dari sini lah permasalahan manusia dimulai.

Implikasi dari sifat dasar manusia

Tiap keinginan dan kebutuhan manusia akan senantiasa mambuat manusia memiliki berbagai tujuan yang hendak dicapai dan diwujudkan. Hal ini akan dialami oleh setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak memiliki tujuan.  Namun siifat dasar manusia yang memiliki keterbatasan dalam mencapai tujuan menyebabkan manusia tertuntut untuk bekerjasama dengan manusia selainnya yang memiliki tujuan yang sama. 

Manusia2 yg memiliki tujuan yang sama senantiasa akan berkumpul dan membentuk kesepakatan untuk bersama-sama dalam mewujudkan tujuan bersama. Mereka akan membentuk ikatan kerjsasama sebagai suatu perkumpulan atau kelompok yang akan beriringan bekerjasama  sama dalam mencapai tujuan samanya. Ikatan tersebut akan semacam wadah yang akan mereka gunakan bersama sama utk mencapai tujuannya.

Manusia manusia yaang ada dalam wadah tersebut memiliki kemampuan masing masing yang bervariasi, bisa kemampuan dalam hal fikiran atau tenaga atau modal lainnya yang dimiliki. Karena tiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dan memiliki keterbatasan pula dalam menguasai berbagai keahlian, maka tiap manusia menggunakan keahliannya tersebut sebagai salah satu bagian atau salah satu tahapan dalam mencapai tujuan yang sama, sedangkan bagian/lainnya diselesaikan oleh manusia lainnya yang memiliki kemampuan selaiinya. 

Seperti hal nya si buta dan si lumpuh yang hendak ingin keluar dari hutan. Ketika mereka mengikatkan diri untuk bekerjasama maka mereka akan menggunakan kemampuannya untuk saling melengkapi berupaya berjalan menuju jalan keluar hutan. Si buta menjadi penggendong si lumpuh dan si lumpuh menjadi penunjuk arah si buta, sehingga dengan keterbasannya masing masing mereka bisa keluar hutan dengan menyatukan kemampuan masing masing dalam bentuk kerjasama.

Akhirnya tiap manusia yang terikat dalam wadah ini memiliki fungsi masing masing yang saling terikat, terarah (terkoordinasi) dan bergerak pada arah pencapaian tujuan yang sama. Serangkaian kegiatan pencapaian tujuan didistribusikan / dibagikan pada tiap orang2 sehingga memecahkan permasasalahan keterbatasan manusia dalam pencapaian tujuan yg lahir dari berbagai keinginannya.

Untuk mencapai tujuan yang sama, pembagian kerja ini harus terkoordinasi, bergerak pada arah yang sama agar mampu berjalan beriringan dan mencapai tujuan yang sama. Masing masing individu didalam wadah ini harus menyadari fungsi diri, tugas dan kemampuannya sebagai bagian dalam pencapaian tujuan bersama.  Karena tanpa mereka sadari fungsi dan tugas mereka, maka  upaya kerjasama dengan pembagian tugas tidak akan berjalan beriringan dan searah, arah gerak pekerjaan yang dijalankan tidak akan mengarah pada arah tujuan yang sama, sehingga pencapaian tujuan tdak akan tercapai dengan lancar. Yang terjadi malah kekacauan, ketidakjelasan arah kerjasama.kesadaran atas fungsi dan tugas orang2 yg bekersama didalamnya kemudian membentuk suatu struktur kerja tertentu dalam organisasi, sebagai pedoman pembagian tugas/kerja dan kedudukan fungsi tiap orang didalam organisasi.

Yang paling penting dari keharusan arah gerak yang terkoordinasi, sinergisasi pembagian kerja dan sumber daya adalah adanya orang yang menjadi pusat untuk memberikan arahan, mensinergiskan sumber daya sebagai bentuk pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Dia harus berasal dari kelompok yang bekerjasama dan memiliki kemampuan dalam melakukan pengarahan gerak kerjsama, kamampuan mensinergiskan sumber daya dan mengelolanya dalam upaya pencapaian tujuan besama secara efektif dan efisien.
Hasil gambar untuk ilmu manajemen

Pembahasan

Sifat dasar manusia sebagai unsur pembentuk organisasi

Berdasarkan berbagai uraian diatas bisa diketahui bahwa Keinginan dan keterbatasan manusia adalah sifat dasar manusia yang menjadi masalah awal yang mendorong manusia membentuk organisasi. Yakni wadah yang dibentuk manusia sebagai wadah kerjasama untuk mewujudkan keinginan bersama melalui kerjasama, sehingga masalah keterbatasan manusia utk mewujudkan keinginannya bisa terselesaikan melalui organisasi. 

Organisasi merupakan implikasi dari kegiatan kerjasama antar manusia, kerjasama sebagai kegiatan utk mengintegrasikan kemampuan subyek yg bekerjasama melalui pembagian tugas. Pembagian tugas, cara mengintegrasikan kemampuan subyek yg  mencapai tujuan nya atau tidak. Pembagian tugas, dan cara mengintegrasikan kemampuan subyek yg terlibat dalam kerjasama merupakan realitas pengelolaan sumber daya di dalam organisasi dimana kemampuan manusia menjadi sumber daya organisasi utk mencaapai tujuannya.

Manajemen sebagai tuntutan mutlak atas keberadaan organisasi

Pengelolaan kemampuan manusia sebagai sumber daya organisasi sangat menentukan pencapaian tujuan. Pengelolaan kemampuan (sumber daya) ini menjadi sumber masalah selanjutnya yang mendorong manusia untuk  belajar dan mencari sunatuloh pengelolaan sumber daya yang paling baik dan benar agar tujuan organisasi tercapai. Realitas masalah inilah yang mendorong manusia utk belajar mempelajari hukum2 pengelolaan sumber daya dalam pencapaian tujuan yang kemudian dipelajari dan dikembangkan sampai saat ini, dan pada akhirnya terbentuk Ilmu pengetahuan untuk memecahkan permsalahan pengelolaan sumber daya dalam pencapaian tujuan yang dikenal dengan Ilmu Manajemen.

Pada fitrohnya, manusia adalah makhluq yg mengejar kebahagiaan, sehingga manusia senantiasa akan menghindari berbagai rasa sakit dan penderitaan. Begitupun dengan upaya mencapai tujuan atau berbagai keinginannya. Fitroh ini pun melekat pada upaya manusia dalam melakukan pengelolaan sumberdaya sebagai upaya pencapaian tujuan. Fitroh kebahagiaan menyebabkan pengelolaan sumber daya senantiasa berpijak pada prinsip kemudahan/resiko kecil namun bisa mendapatkan hasil yang optimal, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan memperkecil penderitaan yg akan mereka dapatkan. Pada perkebangannya prinsip ini dalam ilmu manajemen disebut dengan prinsip efektifitas dan efisiensi. Jika dalam pengelolaan sumber daya tujuan tidak tercapai dengan efektif dan efisien, maka akan terjadi lagi suatu permasalahan lagi bagi manusia karena ada prinsip dasar yang tidak dijalankan dan bertentangan dengan fitroh manusia. Dengan demikian maka pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan ini senantiasa harus berpijak pada prinsip efektifitas dan efisiensi, dan secara alamiahnya pengelolaan sumberdaya akan selalu diarahkan pada proses pencapaian tujuan yg efektif dan efisien.

Manajer sebagai pelaku manajemen

Dalam melakukan proses pengelolaan sumber daya didalam organisasi atau kumpulan orang yg bekerjasama, perlu ada orang yang selangkah didepan mereka dan melakukan pengaturan dan pengelolaan sumber daya yg dimiliki, memberikan arahan kerjasama, pembagian tugas berdasarkan kemmpuan orang didalamnya/ pengembangan kemampuan dan pengelolaan sumber daya selainnya dalam pencapaian tujuan bersama. Orang yg selangkah didepan dan melakukan pengelolaan sumber daya ini selanjutnya (dan di masa kini) disebut/diistilahkan sebagai manajer.
Kedudukan nya di dalam suatu organisasi selalu membawahi struktur organisasi tertentu, struktur ini sebagai suatu ikatan kersama yg memiiliki sasaran atau tujuan organisasi. dan seorang manajer yang memiliki kemampuan pengelolaan sumber daya diberikan tugas (sebagai implikasi pembagian tugas nya) untuk mengelola dan membawa kumpulan yg bekersama tersebut bersama2 mencapai tujuan/sasarannya. Secara sadar manajer memahami fungsinya/kedudukan nya dalam kegiatan kerjasama struktur tersebut.

Ruang lingkup dan dimensi manajemen
Berdasarkan pendekatan filsafat sebagaimana dipaparkan diatas, bisa diketahui bahwa manajemen merupakan implikasi dari adanya organisasi (kerjasama). organisasi merupakan wadah bagi 2 atau lebih dari orang2 yang secara sadar bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuk sistem pembagian kerja yang terkoordinasi atau struktur kerja terhadap orang orang yang ada di dalamnya. Serta kedudukan fungsi satu orang terhadap orang selainnya.

Sehingga semesta atau ruang lingkup dari ilmu manajemen ada didalam lingkup organisasi. Peranan manajemen di dalam organisasi sebagai usaha usaha pengelolaan  sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Sumber daya yang dimaksud yakni kemampuan manusia itu sendiri, baik kemampuan kediriannya ataupun apa apa yang dia miliki (kuasai), seperti pemikiran, tenaga, dan kepemilikan atas suatu modal tertentu (mesin, uang, teknologi, dsb),
Berdasarkan elemen yang menjadi unsur dan proses pembentukan organisasi, maka, Karakteristik organsisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai berikut
  1. Terdapat 2 orang atau lebih yang bekerjasama secara sadar
  2. Ada tujuan yang sama
  3. Ada struktur (sistem koordinasi, pembagian tugas dan fungsi SDM)  yg dibentuk untuk mencapai tujuan.
Sedangkan mamajemen sendiri merupakan realitas abstrak yg memiliki beberapa dimensi, yakni ukuran kita mengidentifikasi suatu realitas dengan ukuran yg berbeda namun merujuk pada substansi realitas yg sama sama dimaksud.
  1. Sebagai proses, yakni manajemen sebagai suatu rangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya yang teratur, sistematis dan saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi secara efektif dan efisien
  2. Sebagai keahlian, yakni kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan/sasaran organiasi secara efektif dan efisien melalui orang lain dan sumber daya lainnya
  3. Sebagai ilmu/seni, yakni pengetahuan tentang hukum2 pengelolaan sumberdaya untuk mencapai tujuan /sasaran organisasi secara efektif dan efisien
  4. Sebagai kegiatan bersama / kolektifitas manusia, usaha usaha dalam mencapai tujuan/sasaran organisasi secara efektif dan efisien melalui pengelolaan sumber daya.
Meskipun manajemen bisa ditinjau dari berbagai dimensi, Namun di semua dimensi manajemen tersebut terdapat kompmonen yg pasti ada di semua dimensi manajemen, yakni (a) adanya tujuan atau sasaran, (b) melalui pengelolaan sumber daya, (c) pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Organisasi, manajemen dan manajer.

Kegiatan manajemen merupakan bagian dari organisasi. Pembagian kerja dalam organisasi akan membentuk struktur organisasi dengan fungsi dan pekerjaan yang berbeda sesuai dengna kemampuan yang dimiliki subyek didalamnya. Adanya struktur  berfungsi agar pekerjaan pencapaian tujuan yang dikerjakan secara bersama sama bisa terintegrasi dan terarah dengan benar, tidak tumpang tindih dan saling kres satu sama lain. Sehingga di tiap pekerjaan membutuhkan koordinator yg memberikan satu komando/arahan/perintah agar struktur berjalan secara koordinatif. Dengan demikian maka akan menjadi hukum sosialnya sebuah struktur pasti akan  berbentuk seperti pohon yang semakin banyak anak ranting maka semakin banyak ranting nya, semakin banyak aranting akan semakin banyak cabang nya, namun akan bermuara pada satu batang yang sama, yang mana batang tersebut sebagai pusat koordinasi keseluruhan anak ranting, ranting dan cabang pohon tersebut. 

Struktur akan membentuk levelisai kegiatan berdasarkan kemampuan, semakin tinggi level nya semakin tinggi juga kebutuhan kemampuan pengelolaan sumber dayanya, karena akan semakin banyak sumber daya manusia yg harus dia integrasikan pekerjaannya (dikelola), pun juga dengan sebaliknya. Semakin banyak manusia yang tergabung dalam organisasi, maka levelisasi struktur semakin berlipat, pun sebaliknya, semakin sedikit manusia yg tergabung, semakin sedikit juga level strukturnya.

Contoh yang paling umum level pekerjaan dalam organisasi adalah level pertama, level menengah, level bawah dan level pelaksana. Tiap level pekerjaan memiliki tujuan sasaran nya masing masing, sehingga di tiap level pekerjaan akan memerlukan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk mencapai tiap tujuan sasaran di masing masing level. Untuk mengintegrasikan tiap sasaran di tiap level pekerjaan dalam rangka pecapaian tujuan orgaisasi, maka di tiap level membutuhkan seorang manajer dengan level yg berbeda.

Manajer adalah orang yang melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan dan atau sasaran organisasi secara efektif dan efisien. Di tiap level pekerjaan terdapat sasaran yg harus dicapai, dan pencapaian sasaran ini akan berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. sehingga seorang manajer di tiap level pekerjaan berkewajiban untuk memastikan pencapaian sasarannya melalui pengelolaan sumberdaya yang dimilikinya, karena tugasnya tersebut menjadi penentu bagi pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Berdasarkan jenis level pekerjaannya dalam struktur organisasi, maka kegiatan manajemen memiliki levelisasi tertentu, sehingga seorang manajer pun memiliki levelisasi tertentu, tiap level memiliki tugas, kedudukan dan fungsi yang berbeda2, dimana tugas, kedudukan dan fungsi ini semata2 diarahkan untuk bagaimana mengintegrasikan sumber daya dan pencapaian sasaran di tiap level pekerjaan agar bisa mencapai tujuan dengan efektif dan efisieen. Pada contoh yang paling umum berdasarkan contoh diatas maka levelisasi seorang manajer adalah sebagai berikut:
Levelisais manajer
Tugas
Kedudukan dan fungsi
Top manajer
Melakukan pengelolaan dan Menentukan arah pengelolaan sumberdaya organisasi secara makro
Menentukan arah pengelolaan sumber daya
Middle manajer
Melakukan pengelolaan sumber daya sesuai arahan dari top manajer dan mengkoordinasikannya pada bottom manajer
Bertanggung jawab pada top manajer
Mengkoordinasikan pd bottom manajer
Bottom manajer
Melakukan pengelolaan sumberdaya sesuai arahan middle manajer untuk dilaksanakan oleh pekerja non manajer (employee)
Bertanggung jawab pada mid manajer
Mengkoordinasikan pd pekerja non manajer
Employee
Menjalankan perintah dan melakukan pekerjaan sesuai arahan manajer
Bertanggung jawab pada bottom manajer
Pelaksana lapangan (operasional)

Pendekaatan filsafat memberikan kita gambaran terkait pemahaman tentang:

  1. Manajemen sebagai implikasi dari adanya organsaisi
  2. Pengertian manajemen bisa dipahami melalui berbagai dimensi/persfektif. Sebagai proses, ilmu atau seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan kolektifitas  manusia
  3. Kedudukan organisasi, manajemen dan manajer
  4. Nilai penting manajemen : sebagai mesin organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan penggunaan sumberdaya serendah mungkin dengan hasil seoptimal mungkin, sesuai dengan fitroh manusia sebagai makhluq pengejar kebahagiaan
  5. Realitas levelisasi manajemen di dalam organisasi : kegiatan manajemen dilakukan oleh manajer yang memiliki levelisasi kedudukan dan fungsi dalam struktur organisasi. sehingga kegiatan manajemen dalam organisasi memiliki lingkup yang berbeda2 dan terlevelisasi dengan sistematis.
  6.  

No comments:

Post a Comment